CINTA....
Mereka tidak pernah saling mengenal sebelumnya,
bermodalkan hubungan kekerabatan ayah berani menemui kakek untuk meminang Ibu.
Berat, Ibu berat sekali menerima pinangan Ayah karena saat itu usianya baru 23
tahun masih duduk di semester 4 bangku kuliah, tetapi bermodalkan taat pada
orang tua Ibu pun menerima pernikahannya.
CINTA.....
Masa berlalu cinta atau apapun
namanya membersamai mereka, ditambah kehadiran kami membuat mereka tak cukup
waktu untuk saling “mencinta” layaknya
biasa. Puluhan waktu berlalu Ibu dan Ayah tidak pernah bisa menjawab pertanyaan
kami tentang apakah mereka saling mencinta.
CINTA.....
Kini keduanya sudah mulai menua,
diantara pahit dan getirnya hidup berkeluarga merekapun belum juga menemukan
makna cinta yang abstrak. Hingga akhirnya dengan segala rasa sedih, tawa,
sakit, gembira yang terlewati, cinta itu ternyata ada, tanpa harus diungkapkan,
dijelaskan, ditunjukkan, cinta itu ada....ada
disepanjang usia pernikahan
mereka.