Menjadi Ibu adalah pekerjaan
seumur hidup, menyayangi, mengasihi anak sudah menjadi
naluri yang tidak bisa
terpisahkan dari seorang Ibu. Melayani, memanjakan adalah sebuah keniscayaan
yang muncul ketika anak telah lahir, bahkan ketika dalam kandungan.
Namun ketika anak sudah mulai
tumbuh, keegoisan seorang Ibu untuk memanjakan dan melayani anak-anaknya harus
mulai di lepaskan, sedikit demi sedikit demi perkembangan anak. Karena
kemandirian adalah bagian dari proses pendidikan orang tua untuk anaknya juga
untuk dirinya.
Menurut
Ibu Septi Peni Wulandani Founder Institut Ibu Profesional bahwa kemandirian anak perlu
dilatih karena Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya
diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah
dari meningkatkan kemandirian dirinya.
Kemandirian erat kaitannya dengan
jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang
lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur,
sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual
belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.
Kemandirian membuat anak-anak
lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang
lain.
Kapan kemandirian mulai
dilatihkan ke anak-anak?
Sejak mereka sudah tidak masuk
kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia
seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi
pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya
sudah lebih dari 12 bulan.
Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya
masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita masih selalu
menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia
sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap
menjadi bayi terus.
Bagi orang tua melatih
kemandirian anak juga merupakan proses latihan baginya, mengapa?
Karena setidaknya ada beberapa
hal yang perlu disiapkan dan dilatihkan orang tua terhadap dirinya sendiri,
ketika mendidik anaknya dalam kemandirian yaitu:
1.
Siap
Kesiapan adalah hal pertama yang
harus disiapkan, baik untuk anak maupun untuk orang tua. Kesiapan yang dimaksud
antara lain siap mental, fisik dan materil,
Mental anak dan orangtua harus
disiapkan, jauh jauh hari ibu sudah melakukan sounding dengan afirmasi positif
ke anak, bahwa anak akan segera melakukan kemandiriannya segera dan ibu siap
mendampingi proses tersebut, bukan membiarkan anak sendiri melakukannya.
Fisik anak dan Ibu harus siap
karena proses kemandirian akan melatih motorik anak lebih teratur dan terlatih
sedangkan Ibu harus menyiapkan fisik untuk senantiasa mendampingi dan
mengawasi.
Materil adalah hal lainnya yang
perlu disiapkan utamanya tentang apa saja yang menyangkut kemandirian anak.
2.
Sabar
Sabar adalah keniscayaan dalam
mendidik kemandirian anak, emosi orangtua utamanya Ibu akan diuji disetiap
prosesnya. Jika melatih atlit menjadi professional dibutuhkan kesabaran yang
panjang dan lama bagi seorang pelatih, maka mendidik anak membutuhkan kesabaran
yang lebih dari itu. Kemandirian adalah target yang akan dilakukan namun target
utamanya adalah membentuk mental, rasa percaya diri dan Profil anak untuk
bertanggung jawab dalam menjalankan peran kehidupannya.
3.
Konsisten
Ada banyak kemandirian yang harus
dikuasai oleh anak di setiap tahapan umurnya, karena itu konsisten sangat
diperlukan dalam proses melatih
kemandirian. Konsisten bagi anak akan mudah dilaksanakan ketika orangtua
khususnya Ibu mampu menguasai dirinya dan konsisten terhadap dirinya sendiri,
dan ini tidak mudah karena terkadang seorang Ibu tidak tega ketika melihat
anaknya kerepotan dalam melakukan kemandirian utamanya ketika masa-masa awal
latihan.
4.
Percaya
Akhir sebuah proses kemandirian
ini adalah percaya, percaya kepada Allah SWT, percaya kepada diri sendiri dan
percaya kepada anak. Setelah semua proses dijalani, percaya adalah hal yang
paling utama karena ketika anak mulai memperlihatkan kelelahan, ketika orang
tua mulai lelah dan merasa putus asa
maka harapan adalah harta karun yang tidak boleh hilang dari orang tua. Percaya
kepada Allah SWT bahwa setiap anak dilahirkan satu paket dengan keterampilan
hidupnya, percaya bahwa anak akan mampu melakukan semua kemandiriannya agar
menjadi manusia yang sempurna. Kuncinya ada pada orang tua untuk tetap percaya.
Belajar
melatih kemandirian Airish makan sendiri bagi saya, menyisakan banyak pelajaran
yang saya peroleh. Meskipun terdengar sepele latihan makan sendiri ini kembali
meningkatkan kualitas kedekatan saya dengannya, melatih kesabaran, kesiapan,
konsistensi dan kepercayaan saya.
Akan
ada banyak lagi episode kemandirian untuknya semoga saya tetap membersamai
dengan baik dan mengantarkan Airish menjadi Wanita dan probadi Muslimah yang
mandiri, Insya Allah……..