Saturday, November 18, 2017

Kreativitas hari ke 10

Hari Sabtu adalah hari yang saya tunggu - tunggu, karena saya bisa menghabiskan waktu dipagi hari bersama anak-anak setelah seminggu bergelut dengan pekerjaan.

Sabtu pagi saya rutin melakukan kegiatan bersama sebuah komunitas Ibu-ibu, biasanya kedua anak saya bawa serta.
Kali ini saya berencana hanya pergi dengan Airish dan memutuskan untuk menggunakan motor saja.

Tantangan yang muncul adalah bagaimana membonceng Airish, karena untuk duduk dibelakang, saya belum berani untuk melakukannya.

Aha!!!
Saya berinisiatif untuk memakai gendongan adiknya, semoga saja cocok, aman dan nyaman.
Alhamdulillah dengan memakai gendongan Alfatih kami bisa melewati kegiatan di hari ini bersama-sama.

#hari10
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative
#kuliahbunsayIIP

Kreativitas hari ke 9

Memanfaatkan barang yang tidak terpakai adalah membutuhkan proses kreatif. Kali ini memanfaatkan botol plastik bekas dan kardus bekas, menjadi mainan yang lebih bermanfaat. 

Pesawat terbang adalah salah satu mainan favorit Airish, dengan modal seadanya saya berharap dia suka.  Kami membuat pesawat terbang ini bertiga, saya, Airish dan Alfatih. Airish tidak berhenti bertanya khas anak kecil, sedangkan Alfatih sibuk memainkan peralatan crafting kami.  

Alhamdulillah meskipun begitu, pesawat terbangnya bisa jadi mainan, Airish pun senang. 

#hari9
#tantangan10hari 
#level9 
#thinkcreative 
#kuliahbunsayIIP 


Kreativitas hari ke 8

Kreativitas adalah proses yang sebenarnya sudah terinstal pada seseorang anak, kitalah sebagai orang tua yang tanpa sadar telah membunuh kreativitas anak.

Untuk memunculkan kembali jiwa kreativitas orang tua harua dilatih kembali agar menjadi tajam.

Kali ini, saya mencoba mengasah kreativitas saya dengan melihat ada begitu banyak kertas bekas di kantor yang masih bagus.  Saya lalu mencoba  membuat origami sederhana buat airish dan fatih sekaligus mempererat bonding diantara kami. Senang rasanya memberikan hadiah origami ala-ala untuk mereka, selain irit juga sederhana. ":)

#hari8
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative
#kuliahbunsayIIP

Kreativitas hari 7

Masih pagi yang sibuk untuk ibu bekerja seperti saya, apalagi dihari senin seolah-olah semua hal harus berjalan dengan sempurna. 

Seperti pagi ini, nyaris jam delapan dan saya belum juga berangkat, karena harus menemani kedua anak saya makan. 
Waktu begitu cepat berlalu saya belum berangkat juga, sedangkan sisa-sisa makanan yang jatuh kelantai belum dibersihkan. 

Aha! 
Sepertinya saya harus melibatkan Airish agar pekerjaan saya cepat selesai, meminta tolong mengambilkan sapu dan mengajak airish bermain mengambil sampah.  Dia gembira sayapun bisa seger berangkat. :) 

#hari7
#tantangan10hari 
#level9 
#thinkcreative 
#kuliahbunsayIIP 

Friday, November 17, 2017

Kreativitas hari ke 6

Tazkiyatun nafs adalah kunci dalam mendidik anak-anak, karena sejatinya pemilik hati adalah Allah SWT. Setiap orang tua seringkali mengandalkan teori dan praktek parenting dan kadang lupa bahwa kunci paling utama dalam mendidik anak adalah kedekatan kepada Allah.

Salah satu proses tazkiyatun nafs yang penting adalah tilawah Al-Quran, karena tilawah Al-Quran adalah dzikir dalam mengingat Allah SWT.  Bagi anak-anak utamanya dibawah 7 tahun belum diwajibkan untuk melakukan ibadah wajib, sehingga yang bisa orang tua lakukan adalah dengan meneladankan kepada mereka nilai-nilai spiritual.

Setiap pagi saya berusaha untuk membaca Al-Quran sesulit apapun kondisi sebelum melakukan aktivitas lainnya. Namun kenyataannya, kadang tidak terselesaikan karena sudah dikelilingi oleh anak-anak.  Nahhh, agar tilawah saya berjalan dengan mulus  tanpa diganggu anak - anak, tetapi juga melibatkan mereka,maka saya mencari solusi.

Untuk Airish saya berikan Al-Quran yanh lain, sedangkan untuk fatih saya berikan speaker Al-Quran, Alhamdulillahirabbil'alamiin sukses tilawah tanpa mengabaikan anak-anak. ":)


#hari6
#tantangan10hari
#thinkcreative
#kuliahbunsayIIP

Kreativitas hari ke 5

Pagi yang sibuk

Setiap pagi adalah waktu - waktu yang sibuk utamanya untuk ibu pekerja seperti saya.  Banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersamaan agar dapat berangkat ke kantor tepat waktu.

Pekerjaan utama yang paling penting adalah memasak untuk Bapak dan anak-anak, dalam pikiran Ibu sangat berharap untuk menyelesaikan semuanya sesuai kandang waktu yang ditetapkan.

Namun kenyataan kadang tak seindah khayalan, fitrah anak untuk bermain dan terlayani berkejar-kejaran dengan jarum jam yang terus berputar.  Saat-saat seperti ini menuntut saya untuk melakukan manuver dengan kreativitas.

Sembari memasak di dapur saya berusaha melibatkan Airish agar tidak merasa terabaikan. Caranya dengan melibatkan dia untuk membantu saya memasak, dengan begitu Alhamdulillah pekerjaan saya selesaikan pada waktunya dan Airish pun senang. Fatih bagaimana? Dia sibuk dengan dunianya sendiri :D

#tantangan10hari
#thinkcreative
#level9
#kuliahbunsayIIP

Tes

Tes

Sunday, November 12, 2017

Kreativitas hari ke-4

Hari ke-4
Think Creative

Hari minggu adalah hari yang paling membahagiakan bagi keluarga kecil kami, betapa tidak, karena saya, Bapak, dan kedua anak kami bisa menghabiskan waktu bersama-sama. Kegiatan kami dihari minggu beraneka ragam mulai dari bangun pagi kadang kelapangan dekat rumah, sekedar jalan-jalan disekeliling kompleks, mengunjungi saudara atau sekedar menghabiskan waktu di kamar.

Hari minggu kali ini harus kami lalui dengan kegiatan yang tidak seperti biasa, saya harus membayar waktu kami yang hilang minggu lalu karena saya berkegiatan diluar rumah hingga sore hari tanpa anak-anak.

AHA!!!
Saya baru ingat kalau sudah dua minggu kardus besar bekas kulkas kantor saya bawa pulang, kali ini saya harus menyelesaikan rumah-rumahan untuk kedua anak saya. Setelah selesai dengan semua urusan utama dan urusan domestik saya pun menyiapkan peralatan dan bahan untuk membuat rumah-rumahan.

Dalam proses pembuatan rumah-rumahan ini lumayan meningkatkan bonding antara saya dan anak-anak, dan alhamdulillah Bapak pun turut serta menyelesaikan. hampir dua jam pekerjaan rumah-rumahan belum selesai. Kedua anak sudah mulai kelelahan, rumah-rumahan terpaksa ditunda dulu, mungkin minggu depan lagi ketika saya berada di rumah.

Alhamdulillah dengan memanfaatkan barang yang sudah dibuang untuk  meningkatkan bonding dengan anak-anak kali ini membawa kegembiraan pada kami semua, meskipun hasil akhir yang diharapkan masih jauh. :)

#hari4
#level9
#tantangan10hari
#kuliahbunsayIIP

Friday, November 10, 2017

Kreativitas hari 3

Hari ini Suasana dikantor cukup ramai, diruangan kami kedatangan seorang tamu kecil.  Salah seorang teman terpaksa membawa serta anaknya kekantor karena neneknya sedang pulang kampung.

Layaknya anak-anak, riffat begitu kami menyapanya tidak bisa diam didalam bouncer.  Dia sangat tertarik dengan semua hal yang ada dalam ruangan kami.
Kami pun memberikan ruang dan waktu untuk dia bereksplorasi.

Hingga sampai waktunya diapun menangis mungkin karena mulai bosan, apalagi waktu itu Ibunya sedang keluar ruangan.  Khawatir suara tangisannya semakin besar dab tantrumnya semakin lama, saya pun berusaha menghiburnya.
Dengan bermodalkan beberapa alat kantor saya mengajak riffat membuat mainan apa saja.

Alhamdulillah tangisannya perlahan mulai reda dan berangsur diam.

#hari3
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative
#kuliahbunsayIIP

Tuesday, November 7, 2017

Kreativitas hari 2

Mandi yuuuk

Aktivitas mandi dipagi hari bagi saya cukup menguras tenaga.  Airish tidak suka dengan air yang dingin, sementara saya harus memandikan dia sesuai jadwal yang telah saya buat.
Mandi sepagi mungkin agar saya bisa tepat waktu ke kantor cukup membuat aaya kewalahan. Bukannya menghemat waktu malah aktivitas mandi pagi menjadi lama karena Airish rewel dan lebih sering mengamuk.

Nah agar membuat aktivitas mandi pagi menjadi lebih menyenangkan saya membawa airish keluar rumah untuk mandi dengan baskom ala-ala kolam renang mini.
Sambil mengajarkan lagu-lagu untuk airish dengan merubah lirik lagu (semoga penciptanya tidak marah :)) 

"Diobok-obok airnya diobok-obok
  Ada ikannya kecil-kecil pada mabok
  Disemprat-semprot airnya disemprat-semprot
  kena mukaku aku jadi mandi lagi
  SEGAR-SEGAR DIMANDIIN
  AISH JADI WANGI....


#Hari2
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Saturday, November 4, 2017

Kreativitas hari ke-1



Tantangan kelas Bunda Sayang sudah dimulai, kali ini mendampingi anak dalam proses kreatif.

Hari ini saya dan Pak suami punya banyak waktu untuk Airish, karena adiknya sudah beranjak tidur kami pun diajak bermain di ruang tamu.

Airish berlari memutari meja sambil menyanyi, setiap tiba di kursi kami maka dia akan singgah untuk sekedar bercanda. Tiba-tiba kejahilan Bapaknya mulai muncul, Airish dihalangi dengan menggunakan kedua kaki. AHA!!!
ini adalah momen yang tepat untuk melihat sejauh mana Airish mampu melewati halang rintang ala Bapak. Awalnya Airish menagis dan merajuk, tetapi karena tidak dihiraukan dia pun mencari cara untuk dapat melewati bapaknya.

Alhamdulillah Airish berhasil lewat dengan memanjat kaki Bapaknya :D
Happy Creative yah solehah. 






#Hari1
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Mengikat makna tentang kreatif

Mengikat makna tentang kreatif

Kelas Bunda sayang IIP kembali dimulai, dengan format baru yang tentunya lebih kreatif dan menantang. Dalam cawu ketiga ini tugas pertama bukan hanya meyetorkan hasil pengamatan dan keterlibatan para bunda dalam proses kreativitas saja, tetapi diawali dengan pemahaman mengenai makna kreatif dan bagaimana kreativitas itu hadir di tengah keluarga masing-masing.
Makna kreatif
Sebelum lebih jauh memahami makna kreatif ada baiknya kita melihat makna kreatif terlebih dahulu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif diartikan sebagai kreatif/kre·a·tif/ /krĂ©atif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yang -- menghendaki kecerdasan dan imajinasi;.Dari pengertian ini menurut saya kata kunci yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut adalah daya cipta. Daya cipta disini adalah mencakup semua aspek bukan hanya sesuatu yang konkrit semata.
Referensi kreatif
Ada banyak referensi yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana makna kreatif, sebelum lebih jauh membah salah satu referensi yang paling penting dijadikan sebagai rujukan adalah Al Qur’an. Di dalam konsep Islam kreatifitas adalah sebuah keniscayaan dan fitrah manusia, karena Allah SWT memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya sedangkan akal adalah sumber kreativitas. “Demikianlah, Alah menerangkan kepadamu ayat-ayat –Nya, agar kamu berpikir” (QS. Al Baqarah : 219). Dari proses kreatif lahirlah sesuatu yang baru, yang berbeda dan unik dari yang ada sebelumnya,  dan tentu saja perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan yang lebih baik. Lahirnya sesuatu yang baru dari proses kreatif merupakan peubahan yang sama seperti diisyaratkan dalam Al Quran surah Ar-Rad :11 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada dalam diri mereka.”  Jadi stigma yang mengatakan bahwa agama menghalangi proses kreatifitas manusia tidaklah sepenuhnya benar. Salah satu referensi yang menurut saya baik untuk dibaca mengenai Islam dan kreatifitas dapat diakses pada http://muhamadqbl.blogspot.co.id/2013/05/islam-dan-kreativitas-belajar_9.html
Kreatifitas pada orang dewasa sangat ditentukan oleh FOR (Frame of Refference)  dan FOE (Frame of Experience), ini menjadi hal yang sangat penting ketika saya akan mendidik anak utamanya dalam sisi kreatifitas. Kenapa? Karena seperti kata Kreshna Adhitya dalam slidenya bahwa seringkali orang tualah yang mematikan kreativitas anak. Banyak melarang karena terlalu protektif atau karena tidak ingin repot dengan akibat proses kreatif yang dilakukan anak-anak.
Diskusi tentang kreatifitas pun berkembang dalam kelas Bunda Sayang, dalam diskusi ini Ibu Septi menghadirkan infografis tentang kreatif.
1.       Ubah fokus dan geser sudut pandang
Seringkali orang tua melihat sesuatu hanya dari satu titik, latar belakang setiap orang tua yang berbeda-beda dan seringkali kekurangan waktu menjadi penyebab akan hal ini.





2.       Don’t Assume
Terlalu cepat menilai dan menghakimi seringkali menghambat kreatifitas anak, karena menyimpulkan sesuatu dengan mudah dan cenderung negatif terkadang membuat orang tua terlalu sering melarang anak.





3.       Outside The Box Thinking
Pola pendidikan dan pengalaman hidup yang didapatkan orang tua, seringkali membuat salah dalam menilai anak. Menggunakan kaca mata hitam yang sama untuk melihat laut dan gunung membuat pandangan kita tetap gelap tidak berbeda. Hal yang sama juga terjadi ketika kita melihat proses aktifitas anak dari pengalaman dan kaca mata kita yang jelas –jelas sudah tidak relevan.









Dari ketiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa proses kreativitas utamanya pada  anak-anak menjadi tanggung jawab orang tua dengan garis besar sebagai berikut :




Kreatfitas dalam rumah saya

Saya dan pak suami berbeda latar belakang yang cukup banyak, mulai dari berbeda suku, perbadaan umur yang cukup jauh serta disiplin ilmu yang berbeda. Selama ini kami cukup jatuh bangun mendidik dan membersamai anak sembari menyamakan frekwensi.
Terkadang saya lebih longgar dalam melarang, karena sejauh ini pemahaman saya jika anak terlalu banyak dilarang maka akan mematikan potensinya. Sedangkan untuk suami saya lebih sering melarang pada anak-anak. Ilmu kreatiftas saya masih jauh sangat kurang, apalagi saya juga termasuk orang yang tidak kreatif. Ada beberapa hal yang harus kami perbaiki dalam hal ini, antara lain:
- Menyamakan frekwensi dalam pengasuhan
- Menyediakan sarana belajar yang banyak dan beragam
- Tidak terburu-buru  dalam menyimpulkan sesuatu
- Memberikan lebih banyak waktu dalam mendampingi proses kreativitas anak-anak.

Wallahu a’lam bisshawab.

“ Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator di jamannya nanti” -bu septi-

#kelas bunda sayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative

Sumber:
·         Al_Qur’an
·         https://kbbi.web.id/kreatif
·         Ibu Septi Peni Wulandani. 30 Oktober 2017. Diskusi Materi Kreativitas. WA Grup Bunda Sayang Koordinator.